LAPORAN HASIL DISKUSI
Judul Makalah:Laboraturium Agama
Pemakalah:Kartika Hartanti
Rangkuman :
A.
Pengertian
Berdasarkan definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa Laboratorium Agama (disingkat Lab. Agama) adalah
suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan
berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah,
penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi bahan tertentu dalam hal kaitannya dengan persoalan Agama.
B. Konsep
Pengelolaan Laboratorium Agama/ Masjid
Ada 3 bidang
pembinaan yang harus dilaksanakan :
1.
Pembinaan bidang Idarah (manajemen)
2.
Pembinaan bidang Imarah (Memakmurkan masjid)
3.
Pembinaan bidang Riayah (Pemeliharaan Masjid)
C. Fungsi dan
Peranan Laboratorium Agama
Secara umum fungsi semua laboratorium adalah
antara lain :
1.
Sebagai tempat dilakukannya percobaan
Alat-alat laboratorium dan
bahan-bahan praktikum tidak mungkin semuanya diletakkan dalam kelas, oleh
karena itu percobaan dilakukan di dalam laboratorium.
2.
Sebagai tempat penunjang kegiatan kelas
Dengan adanya kegiatan pembalajaran
di laboratorium, siswa dapat mengamati gejala-gejala yang terjadi dalam
percobaan secara langsung dan tidak hanya belajar menurut teori-teori yang ada.
3.
Sebagai tempat display / pameran
Laboratorium juga dapat digunakan
sebagai tempat pameran atau display dari hasil-hasil percobaan atau penelitian
yang telah dilakukan, agar memberi gambaran lebih dan dapat memotivasi untuk
penelitian atau percobaan yang lebih baik.
4.
Sebagai tempat koleksi sejumlah species langka
Dengan adanya koleksi sejumlah
species memudahkan siswa mengamati secara langsung spesies yang mungkin sulit
untuk menemukannya.
5.
Sebagai museum kecil
Hasil-hasil penelitian dan
sejumlah species langka di kumpulkan dan diklasifikasikan, sehingga
laboratorium dapat digunakan sebagai museum kecil.
Adapun tujuan dengan adanya Laboratorium Agama bagi
siswa maupun mahasiswa yaitu:
1.
Digunakan untuk tempat ibadah
2.
Untuk memberikan lebih pemahaman dalam keagamaan
3.
Untuk kegiatan para siswa seperti pengajian
4.
Untuk kegiatan Rohis
5.
Memberi keterampilan dan pelatihan mengajar pada
mahasiswa
6.
Membuat media pembelajaran agama
7.
Mengevaluasi proses belajar mengajar di PAI dan
mengembangkannya
8.
Pengajian halaqoh dll.
Sedangkan untuk jenjang Perguruan
Tinggi kegiatannya adalah:
1.
Mengatur
kegiatan beberapa perkuliahan di Micro Teaching.
2.
Mengatur dan
melaksanakan kegiatan pembekalan PPL.
3.
Mengadakan
pelatihan dan penyeliaan pengajaran bagi dosen PAI.
4.
Mengadakan
eksperimen dan diskusi-diskusi tentang teori-teori pengajaran dan pendidikan
agama.
5.
Membuat
modul dan media pengajaran agama Islam.
Dalam pembelajran Agama Islam
Laboratorium agama sangat penting peranannya standar kompetensi untuk peserta
didik dalam Laboratorium Agama ialah para peserta didik
D. Masjid
sebagai Media Pendidikan
Media pembelajaran merupakan salah
satu unsur yang terdapat dalam proses belajar dan mengajar. Media adalah segala
sesuatu yang digunakan sebagai tempat penerima dan memberi pesan. Dengan adanya
media pembelajaran maka dapat memudahkan guru mengajar dan siswa
belajar.Sebagai alternatif fungsi edukasi, masjid memiliki tiga fungsi,
yaitu fungsi religi, fungsi sosial, dan fungsi pendidikan. Ada beberapa cara
yang dapat digunakan untuk memakmurkan dan mengembalikan masjid kepada
fungsinya sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan kaum muslim, antara lain
:
1.
Mengintensifkan Kajian-kajian Keislaman (Majelis
Ta’lim)
2.
Membangun perpustakaan masjid
3.
Melibatkan para pemuda
Petanyaan
:
1.
Eman Roheman:
Apakah mushola bisa menjadi laboratorium agama?
2.
Ahmad Lutfi
Hakim: Bagaimana pendapat anda tentang masjid UIN Sunan Kalijaga yang terdapat
restoran dibawahnya?
3.
Hermawan:
Apakah perbedaan lab agama dengan masjid
4.
Galih Latiano: bagaimana
langkah langkah untuk membuat lab agama?
5.
Bagaimana
membuat lab Al Qur’an dan Hadits?
Jawaban:
1.
Mushola bisa
menjadi lab agama asal mushola itu dapat digunakan untuk belajar seperti pada
lab agama di masjid karena kebanyakan sekolah sekolah belum mempunyai masjid
tetapi hanya sebatas mempunyai mushola dan mushola itu sendiri bisa
dimanfaatkan sebagai lab agama, contohnya mushola dipakai sebagai praktik
sholat jenazah, sholat dhuha praktik kutbah dan lain sebagainya. Dengan adanya mushola
tersebut proses pembelajaran juga bisa berjalan dengan lancar, daripada tidak
mempunyai masjid lalu dipaksa memakai masjid sedangkan jarak masjid dengan
sekolah cukup jauh sehingga proses pembelajaran kurang efektif dan hanya
membuang waktu. Tetapi alangkah bagusnya jika tiap sekolahan memiliki sebuah
masjid yang dapat digunakan selain untuk beribadah juga untuk menunjang proses
pembelajaran.
2.
Adanya restoran
dibawah masjid seperti di masjid UIN Sunan Kalijaga tidak apa apa asalkan tidak
mengganggu fungsi utama masjid yaitu untuk tempat beribadah, namun seringkali
juga dapat mengganggu seperti aroma masakan yang kadang sampai ke jamaah saat
melakukan sholat sehingga mengganggu ibadah, lalu suara gaduh dan hiruk pikuk
dari pengunjung, kadang mereka asyik berbincang bincang sehingga suaranya keras
dan mereka tertawa sampai terdengar jamaah yang sedang melakukan sholat
sehingga mengurangi kekusyukan, selain itu restoran juga dipakai sebagai tempat
pacaran oleh mahasiswa sehingga rasanya kurang pas saja dilihat. Namun kita
juga dapat mengambil sisi baiknya sehingga kita memandang restoran dibawah
masjid bukan hal yang mengganggu tetapi justru dapat digunakan sebagai lab
agama untuk pembelajaran akhlak, misalnya akhlak mahasiswa saat makan, duduk
dan berbicara seperti apa dapat dilihat saat mereka sedang makan dalam restoran
tersebut.
3.
Perbedaan lab
agama dengan masjid adalah sebenarnya tempatnya sama yaitu di masjid tetapi fungsinya yang berbeda
walaupun lab agama terdapat dalam masjid, tetapi kalau kita mengatakan masjid
maka fungsi utamanya adalah untuk ebribadah sedangkan lab agama adalah untuk
melakukan praktik praktik pembelajaran, teori yang sudah disampaikan di dalam
kelas dapat dipraktikkan di lab agama, selain untuk praktik, lab agama juga
dapat untuk mendapatkanilm ilm baru seperti jika guru menjelaskan cara sholat,
maka guru tersebut hanya mempraktikkan cara sholat yang biasanya mereka lakukan,
misalnya saat takbiratul ihram pasti guru hanya menjelaskan bahwa takbiratul
ihram itu mengangkat tangan sampai telinga sambil membaca takbir lalu setelah
itu tangan sedekap diperut/ dipusar. Namun saat siswa melihat banyak jamaah
yang sholat di masjid ternyata cara meletakkan tangan mereka berbeda beda, ada
yang dipusar, di dada dan disamping, nah dengan begitu mereka akan belajara dan
mencari informasi lebih jauh mengenai hal tersebut.
4.
Langkah langkah
untuk membuat lab agama adalah merumuskan tujuan pembelajaran didalamnya
terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar misalnya tujuan
pembelajarannya adalah siswa mampu mempraktikkan tata cara wudhu dengan baik
dan benar. Lalu selanjutnya adalah menentukan objek yang dipelajari, misalnya
tujuannya tadi sudah ditentukan maka objek yang dipelajari adalah tempat wudhu,
untuk melaksanakan praktik wudhu maka tempat wudhu menjadi objek utama. Lalu
untuk selanjutnya adalah menentukan cara belajar siswa, maka agar siswa mampu
praktik wudhu cara belajar siswa adalah dengan praktik, lalu setelah semuanya
sudah tersusun kita meminta izin kepada takmir masjid dan langsung melakukan
proses pembelajaran di masjid sekaligus kita mengubah masjid menjadi lab agama.
5.
Kita memasang
media yang dapat menunjang untuk belajar Al Qur’an dan hadits, misalnya poster
poster tentang tajwid, bacaan bacaan atau kata kata tentang slogan islam atau
hadits nabi yang dapat dibaca dengan baik sekaligus dapat di pasang dan di
copot bila pembelajaran sudah selesai, selain itu pemberian buku iqra’ atau Al
Qur’an juga dapat menunjang proses belajar dengan baik. Pintu masjid, tempat
wudhu dan tempat tempat lain yang mendukung diberi hiasan berupa kalimat
kalimat bertuliskan hadist.
0 komentar:
Posting Komentar