LAPORAN HASIL DISKUSI
Judul
Makalah: E- Learning
Pemakalah:
Moh Wifaqul Idaini
Rangkuman
:
A. Pengertian E-Learning
E-learning, proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan
prinsip – prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi. Maka e-learning adalah
proses pembelajaran yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan internet
B. Karakteristik Media
E-Learning
Karakteristik
e-Learning ini antara lain adalah:
1.
Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau
guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler;
2.
Memanfaatkan
keunggulan komputer (digital media dan computer networks);
3.
Menggunakan
bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya; dan
4.
Memanfaatkan
jadwal pembelajaran, kurikulum, basil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
C. Hal-Hal Yang Menunjang Proses
Pembelajaran E-Learning
1. Melakukanpenyesuaiankurikulum.
Kurikulumsifatnyaholistik di manapengetahuan, keterampilandannilai (values)
diintegrasikandengankebutuhan di era informasiini. Kurikulumnyabersifat
competency-based curriculum;
2. Melakukanvariasicaramengajaruntukmencapaidasarkompetensi
yang ingindicapaidenganbantuankomputer;
3. Melakukanpenilaiandenganmemanfaatkanteknologi
yang ada (menggunakankomputer, online assessment system)
4. Menyediakan
material pembelajaransepertibuku, komputer, multimedia, studio, dan lain-lain
yang memadai. Materipembelajaran yang disimpan di
komputerdapatdiaksesdenganmudahbaikoleh guru maupunsiswa.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Media E-Learning
1) Kelebihanmedia e-learning
Dari berbagai pengalaman dan juga
dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang
manfaat penggunaan Internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh
(Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain
dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Tersedianya fasilitas
e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui
fasilitas Internet secara reguler atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu
dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
2. Guru dan siswa dapat
menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal
melalui Internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh
bahan ajar dipelajari.
3. Siswa dapat belajar atau
me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat
bahan ajar tersimpan di komputer.
4. Bila siswa memerlukan
tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, is dapat
melakukan akses di Internet.
5. Baik guru maupun siswa
dapat melakukan diskusi melalui Internet yang dapat diikuti dengan jumlah
peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih
lugs.
6. Berubahnya peran siswa
dari yang biasanya pasif menjadi aktif;
7. Relatif lebih efisien.
Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah
konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di
kapal, di luar negeri, dan sebagainya.
8. Memperolehinformasimutakhir (Kemampuanberhubungandengansumber-sumber di
seluruhdunia, kesempatanmempelajarisumber-sumbermutakhirterbuka)
9. Kemudahandankecepatanmengakses
(Kemampuanuntukberpindahdarisuatudokumenkedokumen lain
dapatdilakuaknhanyadenganmengklik mouse, pebelajardapatmencariberbagaidoumendimanasajatanpaberpindahdaridepankomputer.
Audio teleconference sebagaisuatucarabelajar,
biayamurahuntukmengadakanpertemuanataupelatihantanapawaktudanbiayaperjalanan).
10. komunikasi yang luwes (e-mail
memungkinkanseseorang di berbagaitempatberbagi ide. Penggunadapatberbicarasatusama
lain padawaktuayngberbedadanmeresponpadasaat yang erbeda pula
kapansajadikehendaki).
11. Independent Learning (E-learning
memberikankesempatanbagipembelajaruntukmemegangkendaliataskesuksesanbelajarmasing-masing,
artinyapembelajardiberikebebasanuntukmenentukankapanakanmulai,
kapanakanmenyelesaikan, danbagianmanadalamsatumodul yang
ingindipelajarinyaterlebihdulu. Iabisamulaidaritopik-topikataupunhalaman yang
menarikminatnyaterlebihdulu, ataupunbisamelewatisajabagian yang iaanggapsudahiakuasai).
2) Kelemahanmedia e-learning
Walaupun demikian pemanfaatan
Internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai
kekurangan. Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain dapat
disebutkan sebagai berikut:
1.
Kurangnyainteraksiantara guru
dansiswaataubahkanantarsiswaitusendiri.
Kurangnyainteraksiinibisamemperlambatterbentuknya values dalam proses
belajardanmengajar;
2.
Kecenderunganmengabaikanaspekakademikatauaspeksosial
3.
Proses
belajardanmengajarnyacenderungkearahpelatihandaripadapendidikan;
4.
Berubahnyaperan guru dari yang
semulamenguasaiteknikpembelajarankonvensional,
kinijugadituntutmengetahuiteknikpembelajaran yang menggunakan ICT;
5.
Siswa yang tidakmempunyaimotivasibelajar yang
tinggicenderunggagal;
6.
Tidaksemuatempattersediafasilitas Internet
(mungkinhaliniberkaitandenganmasalahtersedianyalistrik,
teleponataupunkomputer);
7.
Kurangnyaguru yang
mengetahuidanmemilikiketerampilansoal-soal Internet;
8.
Kurangnyapenguasaanbahasakomputer.
9.
Materitidaksesuaidenganumurpebelajar
(Banyaktopik-topikataumateri yang tidaksesuaiuntukanakusiasekolah.
Misalanyasitus-situs yang kurangmendidik, ataumateri-materi yang
terlamapausulit).
10.
Pemanfaatanhakciptauntuktugas-tugasakhirsekolah
(Karenainformasimudahdiakes, makadenganmudahpebelajarmenyelesaikantugashanyadenganmendownloadsebuah
file dengansedikitperubahanataubahkantanpaperubahan).
11.
Perawatan
(Komputermerupakanalat yang sewaktu-waktudapatrusakbilatidakterawatdenganbaik).
12.
Pengaksesan
(Untukpenggunaan internetdiperlukansaranatambahankabelmaupun modem agar
penggunadapatberhubungandengansuatujaringan internet).
13.
Kurangnyapengontrolankualitas
(Penggunaan internet harusmenjadipemikirandanpembaca yang
kritisdalammengaksesinformasi, karenasemuainformasi yang
terpampangtidakterkontrol, kadang-kadanginformasiitutidakbenar).
Petanyaan :
1. Bagaimana cara
mengevaluasi dengan menggunakan E-Learning?
2. Bagaimana cara mengatasi
kelemahan E-Learning?
3. Bagaimana cara
mengembangkan ranah afektif dan psikomotorik melalui E-Learning?
4. Bagaimana cara memunculkan
nilai karakter melalui E-Learning?
5. Apakah pembelajaran
menggunakan media E-Learning dapat digunakan tanpa kehadiran seorang guru?
6. Apakah pembelajaran
E-Learning itu efektiff?
7. Pembelajaran E-Learning
cocok untuk jenjang apa?
8. Berikan contoh nama
sekolah yang memakai media pembelajaran E-Learning?
Jawaban:
1.
Cara mengevaluasi menggunakan E-Learning adlah dengan
membuat soal evaluasi, kemudian siswa disuruh mengerjakan soal tersebut, setiap
item soal diberi waktu beberapa detik untuk menjawabnya dan jika siswa tidak
bisa menjawab atau terlalu lama menjawab soal sehingga waktu yang diberikan
telah habis, maka soal dianggap gugur. Setiap anak diberi soal berbeda beda
sehingga mereka tidak bisa bekerja sama.
2.
Cara mengatasi kelemahan E-Learning adalah dengan
menyiapkan proses pembelajaran dengan baik agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik saat menggunakan media E-Learning.
3.
Cara mengembangkan ranah afektif dan psikomotorik dengan
media E-Learning adalah dengan learning by doing yaitu belajar dengan
bertindak, caranya adalah didalam media e-learning itu guru membuat soal yang
mengintruksikan bahwa siswa harus bergerak atau bertindak sesuai dengan materi
yang sedang dipelajari seperti contoh didalam e-learning siswa diberikan tugas
untuk mengamati keadaan sekitar yang berhubungan dengan toleransi.
4.
Cara memunculkan nilai karakter dengan media e-learning
adalah dengan seperti jawaban tadi, siswa diberi intruksi untuk mengerjakan
tugas yang tugas itu ada didalam e-learning, maka secara tidak langsung hal
tersebut merupakan perwujudan dari nilai karakter tanggungjawab maka siswa
membuka e-learning untuk mengerjakan soal tersebut, setelah itu siswa
mengerjakan soal dan siswa mengerjakan soal dengan baik tanpa menyontek dengan
demikian maka secara tidak langsung hal tersebut merupakan perwujudan dari
nilai karakter jujur dan masih banyak contoh lainnya
5.
Untuk jenjang sekolah atau untuk instansi sekolah yang
merupakan sekolah menengah maka pembelajaran menggunakan e-learning tetap perlu
didampingi seorang guru karena e-learning dalam jenjang sekolah menengah itu
hanya sebagai alat bantu atau media saja, tetapi untuk suatu instansi yang
dirancang secara khusus siswa/ mahasiswanya diwajibkan belajar jarak jauh
seperti UT maka hal itu dapat dilakukan
6.
Pembelajaran E-Learning menurut saya cukup efektif karena
dengan pembelajaran E-learning maka pembelajaran akan semakin mudah, hemat
waktu dan dapat menambah wawasan lebih banyak lagi. Tetapi jika e-learning
tidak diimbangi dengan fasilitas dari sekolah/ dari siswa sendiri maka media ini
kurang efektif seperti di sekolah tidak ada hotspot dan siswa belum mengenal
internet atau tidak memiliki laptop dan lain sebgainya
7.
Pembelajaran e-learning cocok untuk pembelajaran sekolah
menengah dan untuk jenjang prguruan tinggi, karena belajar dengan menggunkan
media ini memerlukan bimbingan khusus
8.
Contoh nama sekolah yang menggunakan media pembelajaran
e-learning adalah di SMAN 1 Bantul, SMAN 1 Yogyakarta dan
masih banyak lagi, sedangkan untuk perguruan tinggi ada di UIN Sunan Kalijaga,
UGM, UNY dan masih banyak perguruan tinggi lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar